[PRESSCON] KKP Kembangkan Inovasi Tanaman Hias Air Bernilai Ekonomi Tinggi 

2018-11-08

Jakarta (8/11) – Tanaman air atau biasa disebut aquatic plant atau flora aquatic merupakan bagian dari perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun sebagian besar masyarakat belum mengetahui manfaat serta kegunaan tanaman tersebut. Melihat besarnya potensi yang ada, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) memulai riset tanaman air yang diawali dengan pendataan spesies tanaman air endemik Indonesia yang berpotensi sebagai estetika atau hiasan akuarium dan sebagai obat.

 

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menjelaskan, hal ini merupakan potensi yang dapat dijadikan komoditas baru dalam dunia bisnis. “Ini adalah bisnis baru, komoditas baru yang harus disampaikan ke publik sebagai peluang bisnis. Jadi skala ekonomi ini sebenarnya ada di bawah permukaan, maka dari itu kita gali informasinya dan kemudian kita dorong produksinya agar bisa diekspor,” ujar Sjarief dalam gelaran konferensi pers di Jakarta pada Kamis (8/11). Lebih lanjut Sjarief menambahkan, studi dan inventarisasi tanaman air endemik di seluruh perairan Indonesia penting dilakukan, sebelum diklaim oleh pihak asing. Pasalnya permintaan tanaman air banyak diminati dalam negeri hingga manca negara.

 

Oleh karena itu, BRSDM KKP melalui Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) melakukan berbagai inovasi riset guna mendorong perekonomian petani dan pembudidaya tanaman air. Salah satunya ialah menggunakan teknik kultur jaringan atau inovasi In-Vitro pada tanaman hias air untuk estetika (aquascape) dan obat herbal alami baru untuk penyakit ikan. “Kami telah mengidentifikasi 218 spesies dari target 400 spesies. 218 ini akan kita biakkan. Tentu saja kalau membiakkan dengan cara biasa akan memakan waktu. Nah ini dengan proses kultur jaringan agar mempercepat prosesnya,” tambah Sjarief. Disamping itu, BRBIH juga telah mengidentifikasi tanaman air endemik dari perairan Pulau Kalimantan, yakni jenis Bucephalandra dan memiliki nilai ekonomi di dalam negeri sebesar Rp. 50.000 – 500.000/rhizome (rimpang) dan nilai ekspor sebesar US$ ± 300/rhizome.

 

Sumber : https://news.kkp.go.id/index.php/presscon-kkp-kembangkan-inovasi-tanaman-hias-air-bernilai-ekonomi-tinggi/